KETIKA HARUS MENUNGGU
Pagi itu
Bulan sudah tergelincir di antara awan hitam
Berganti mentari sejuk menawan
Aku mulai terkejut
Mata baru terbuka, tapi hati berdetak keras
Ada sesuatu harus harus aku ketahui
Sebuah kata “lulus”
Tapi
Asa itu tidak kunjung muncul
Meskipun pantat sudah terasa panas
Di depan Komputer yang sudah mulai lelah
Padahal
Aku sangat berharap detak dadaku
Berirama merdu laksana instrument lagu Titanik
atau mungkin seksoponnya musisi ternama
Aku coba bertahan menunggu kata itu
Setiap detak jarum jam aku lalui
Setiap menit aku berhasil menghindari
Bahkan setiap jam telah aku lahap dengan naluri
Tapi kata LULUS itu juga tidak mau menampakkan diri
Saat ini
Matahari sudah melalui ubun-ubun
Mulai suram sinar itu menerangi bumi
Aku tak kuasa
Aku berdiri tanpa kata itu
LULUS ATAU TIDAK
Pagi itu
Bulan sudah tergelincir di antara awan hitam
Berganti mentari sejuk menawan
Aku mulai terkejut
Mata baru terbuka, tapi hati berdetak keras
Ada sesuatu harus harus aku ketahui
Sebuah kata “lulus”
Tapi
Asa itu tidak kunjung muncul
Meskipun pantat sudah terasa panas
Di depan Komputer yang sudah mulai lelah
Padahal
Aku sangat berharap detak dadaku
Berirama merdu laksana instrument lagu Titanik
atau mungkin seksoponnya musisi ternama
Aku coba bertahan menunggu kata itu
Setiap detak jarum jam aku lalui
Setiap menit aku berhasil menghindari
Bahkan setiap jam telah aku lahap dengan naluri
Tapi kata LULUS itu juga tidak mau menampakkan diri
Saat ini
Matahari sudah melalui ubun-ubun
Mulai suram sinar itu menerangi bumi
Aku tak kuasa
Aku berdiri tanpa kata itu
LULUS ATAU TIDAK
Detik Pengumuman Kelulusan
menanti mu
mengharap kan nilai mu
hanya dengan sepucuk surat
yang ku terima dari guru
yang ku buka pelan - pelan
hanya satu yang ku tuju
satu tulisan yang mengembirakan
yang membuat happy
"LULUS "
0 komentar:
Posting Komentar